Menjaga Kesadaran tentang Waktu yang Terus Bergulir

Sebetulnya bukan tahun barunya yang penting benar. Namun kesempatan memperbaharui kesadaran bahwa waktu terus bergulir, itu yang penting. Nyatanya kita tidak selalu sadar ketika melihat jarum jam berputar. Maka momen pergantian tahun, yang sebenarnya tersusun dari 8760 putaran jarum jam, menjadi penting.

Ketika ingar-bingar tahun baru tampak di mal-mal, acara-acara televisi, tempat nongkrong pusat kota, panggung hiburan penduduk desa, sadarlah kita bahwa waktu berubah. Tahun 2012 segera tergantikan dengan tahun 2013. Waktu berubah, orang lain berubah, namun bagaimana dengan kita?

etc-frog-boiling1

Masihkah kita si pandir yang berangan memeluk bulan, lalu kuyup terjebur saat melihat bayangan bulan di permukaan sungai? Masihkah kita seperti katak dalam panci di atas kompor, yang berusaha beradaptasi dengan suhu air yang memanas? Si katak mencoba bertahan sampai panasnya air tak tertahankan lagi. Ketika akhirnya si katak memutuskan lompat, kakinya sudah menjadi setengah matang. Tinggal menunggu waktu menjadi katak rebus.

Jebakan Keterlanjuran

Waktu terus bergulir. Dan jebakan keterlanjuran sering menguji kita. Kalau tak elok memilih langkah, alamat tergelincir tak sampai tujuan.

“Saya sudah terlanjur salah, mau bagaimana lagi,” kata seseorang di sudut gelap, berusaha mencari pembenaran dalam kepasrahan. Seolah keterlanjuran merupakan sesuatu yang memaksa seseorang untuk terus berada di situasinya sekarang. Benarkah demikian? Ke mana kita buang kisah-kisah orang yang bangkit dari keterpurukan?

Jika keterlanjuran itu mengotori hidup kita, maka berhentilah, berbenahlah, berubahlah. Kalaupun matahari yang terbit di tiap pagi belum bisa jadi momentum, mungkin matahari di tanggal 1 Januari bisa bermakna lebih. Tidak mudah, memang. Tapi akan jauh lebih sulit ketika tidak berubah.

cahaya di luar

Namun, jika keterlanjuran itu masih bisa bermakna positif, jangan ragu untuk melanjutkan. Tentu ada banyak ketidaksesuaian dalam hidup. Jurusan studi tidak sesuai dengan keinginan, pekerjaan tidak sesuai dengan harapan, rumah tangga belum sesuai dengan impian, dan sejuta ketidaksesuaian lainnya. Tapi keterlanjuran seperti ini masih bisa bermakna positif, kan?

Maka berusahalah lebih giat lagi. Percayalah, tidak ada peristiwa berlalu tanpa makna. Dari kehidupan orang-orang terdahulu, kita tahu bahwa hidup tidak linier.

Waktu terus bergulir. Dan jebakan keterlanjuran sering menguji kita. Kalau tak elok memilih langkah, alamat tergelincir tak sampai tujuan. Selamat memilih langkah, sahabat!

3 thoughts on “Menjaga Kesadaran tentang Waktu yang Terus Bergulir

Tinggalkan komentar