Memohon Pertolongan Allah

solat

Kemarin-kemarin saya sempat kesulitan solat subuh berjamaah di masjid. Jangankan bangun di sepertiga malam yang akhir, bangun saat adzan subuh saja susahnya minta ampun.

Mulanya saya menganggap ini hal yang “biasa”. Tapi ketika kejadian ini berlangsung beberapa waktu, saya mulai gelisah. Waduh, ada apa ini? Masak untuk sesuatu yang disuruh merangkak pun seharusnya saya mau melakukannya, ini malah tidak bisa? Bagaimana ini?

Saya mulai mengatur stategi. Saya mengubah jam tidur. Kalau biasanya tidur jam 1 atau jam 2 malam, maka saya usahakan tidur sebelum jam 12 malam. Kadang jam 11, kadang jam 10. Hasilnya? Tetap kesiangan.

Oooh, mungkin karena belum nyetel alarm? Oke, saya pasang alarm jam 4 subuh. Berhasil? Iya, bangun jam 4, lantas mematikan alarm. Tidur lagi. Paginya saya termangu: goblok banget sih, kenapa bangun cuma untuk matiin alarm? Kenapa gak bisa nunggu sebentar sampai adzan subuh?

Waktu tidur sudah diatur, alarm sudah dipasang, kenapa susah banget solat subuh berjamaah di masjid? Saya resah, gelisah, tapi tak berdaya. Saya pikir-pikir lagi, apa yang kurang, ya?

Ya, amppuuuun… Iya, ada yang kurang. Saya belum memohon dengan sebenar-benarnya memohon kepada Allah. Saya masih angkuh, masih berpikir bahwa bisa bangun sendiri. Lha, kalau Allah yang “mematikan”, kenapa saya sangat percaya diri bisa “menghidupkan” diri sendiri?

Yang mati sungguhan saja bisa Allah hidupkan lagi, kenapa saya tidak memohon kepada Allah untuk bisa bangkit dari kematian yang sementara ini? Kalau sadar bahwa Allah yang “mematikan”, mestinya kepada Allah juga saya minta “dihidupkan”. Betul, kan?

Iya, saya mau beribadah kepada Allah, tapi saya belum memohon bantuan kepada Allah. Astaghfirullah. Saya melewatkan hal yang paling dasar. Saya sudah mengubah jam tidur, saya sudah memasang alarm, tapi saya belum benar-benar memohon ke Allah. Astaghfirullah.

Ketika akhirnya saya benar-benar memohon pertolongan ke Allah agar bisa solat subuh berjamaah di masjid, Alhamdulillah, Allah bantu saya untuk bisa melakukannya. Senangnya luar biasa. Bersyukur bisa berjalan kaki untuk sesuatu yang bahkan disuruh merangkak pun (mestinya) saya mau.

Hmm, kita boleh punya banyak rencana, kita boleh punya berbagai strategi, tapi jangan lupa memohon pertolongan Allah. Karena pertolongan Allah itulah kunci kesuksesan. Seperti kata Ibnu ‘Atha’illah, “Permintaan tidak akan tertahan, selama engkau memohon (hanya) kepada Allah. Namun, permintaan tidak akan mudah, apabila engkau bergantuk pada dirimu sendiri.”

Catatan:

Ditulis dalam rangka berbagi. Siapa tau ada sahabat sekalian yang juga mengalami hal serupa. Maafkan atas segala sesuatu yang tidak berkenan di hati pembaca.

1 thoughts on “Memohon Pertolongan Allah

Tinggalkan komentar