Logika Supir Taksi Vs Orang Ngantuk

Hari hampir berganti. Setelah menunggu sekitar 45 menit, akhirnya tiba juga jadwal berangkat travel menuju Bandung. Saya yang memang sudah ngantuk berat, seperti dapat tempat istimewa untuk tidur. Maka sepanjang perjalanan Jakarta-Bandung, saya benar-benar tidak terbangun sedetik pun. Bahkan setelah travel berhenti, saya belum benar-benar sadar bahwa sudah sampai Bandung.

Oh, ini sudah sampai Bandung, ya? Oh, sudah jam 2 dini hari, ya? Oh, gimana caranya nyampe rumah? Oh, ada taksi lewat, ya? Oh, naik taksi aja! Baca lebih lanjut

Seperti Menilai Kecepatan Ferrari di Tengah Kemacetan Jakarta!

ferrari

Kadang orang menilai Islam berdasarkan perilaku pemeluknya. Lebih spesifik lagi, berdasarkan perilaku orang Islam yang berada di sekitarnya. Lebih spesifik lagi, berdasarkan perilaku teman-teman dekatnya yang beragama Islam. Sehingga ketika orang-orang di lingkungan terkecilnya itu berperilaku jelek, maka ia anggap Islam juga jelek. Tepatkah? Baca lebih lanjut

Suami Sadar Diri, Istri Tahu Diri

pengantin

Dalam menghadapi masalah rumah tangga memang dibutuhkan kesadaran dua pihak: suami dan istri. Hanya suami saja yang sadar, bisa merana. Hanya istri saja yang sadar, bisa makan hati. Itulah kenapa penting untuk menghadirkan kesadaran bagi masing-masing pihak.

Suami yang lupa diri bisa bahaya. Merasa paling benar, merasa paling kuasa. Akibatnya ketika istri tidak nurut, jadi ringan tangan. Padahal, saya pikir, semua setuju – setidaknya pada awalnya, bahwa tangan kekar seorang suami itu bukan untuk menghajar makhluk bernama istri.

Kalau punya tangan kuat, lengan berotot, bukankah lebih membahagiakan Baca lebih lanjut

Api dalam Rumah Tangga

api cinta

Perasaan saya hampir selalu berantakan setiap mendapat cerita tentang rumah tangga yang tidak harmonis. Ada yang selingkuh, ada yang ringan tangan, ada yang diadu domba oleh keluarga besar, dan sederet masalah lainnya. Saya sedih, geram, pilu, benci, tapi… tetap tak bisa bantu banyak.

Pastilah banyak sebab kenapa sebuah keluarga tidak harmonis. Namun keributan-keributan besar bisa jadi bermula dari masalah kecil yang diberi ruang untuk menjadi besar. Mungkin ini seperti api. Api yang mulanya kecil, bisa bertahan lama bahkan membumbung ketika diberi ruang untuk menjadi besar. Api kecil itu mulanya mungkin bisa menghangatkan dan menjadi “berkah”. Tapi ketika api itu membumbung dan membakar rumah kita, nah, itu musibah! Baca lebih lanjut

Selamat Tahun Baru 2014

Saya benar-benar tidak menyangka, tulisan “Berhentilah Sebentar, Kawan” menjadi postingan saya yang terakhir sejak Oktober 2013 lalu. Sejak saat itu, ternyata saya tidak posting tulisan lagi, saya “berhenti”. Untungnya “berhenti” di situ bukan berhenti menulis. Saya tetap menulis. Hanya saja, setiap mau posting di blog, kok, tidak sempat-sempat.

Oke, saya memang sudah meniatkan untuk tidak menjadikan tulisan tersebut sebagai tulisan terakhir di tahun 2013. Maka kemudian saya posting tulisan ini hehe.

Well, selamat tahun baru 2014. Semoga di tahun ini, kita bisa lebih baik lagi, lebih produktif dalam kebaikan yang berguna untuk kebaikan. Aamiin 🙂

Senang Tanpa Alasan

 

Fadhil-Dedi

Fadhil-Dedi

Ashar yang cerah. Saya bergegas menuju masjid. Tidak sendiri. Ada Fadhil di samping saya.

Terlihat jelas usaha bocah 9 tahun itu menyejajari langkah saya. Sesekali dibetulkannya letak sarung yang mulai kedodoran. Perut gendutnya goyang-goyang. Wajar, berat badannya 45 kilo! Agak geli juga saya melihatnya.

Iseng, saya tanya dia, “Seneng ga punya adek baru?” Baca lebih lanjut

Pikir-Pikir Beli Barang Murah

Jangan membeli barang hanya karena murah!

Kalau tulisan ini berhenti di kalimat itu saja, kemungkinan banyak yang protes ya. Dibilang sok kaya lah, sok makmur lah, dan ucapan-ucapan sejenisnya hehe… Tapi beneran, sebisa mungkin jangan beli barang hanya karena murah.

Di mall, pameran, atau pasar, sering lihat barang dengan harga murah, kan? Lagi diskon katanya, lagi cuci gudang judulnya, obral besar-besaran tulisan di posternya. Ya, jangan beli barang-barang itu hanya karena harganya murah! Meski harganya cuma 10 ribu, meski harganya cuma 5 ribu!

Karena membeli barang hanya karena harganya murah berpotensi menjadikan kita bersikap boros dan mubazir. Kok bisa? Baca lebih lanjut

Pura-pura Kaget, Pura-pura Kesal

Entah cuma perasaan saya, entah memang kenyataannya. Belakangan saya makin sering menemukan orang-orang yang pura-pura kaget. Namanya juga pura-pura, ya, tentu ga beneran.

Misalnya, ada orang yang bilang ke temannya. “Cieee, yang abis makan bakso!” Lantas temannya itu bilang, dengan mimik kaget tentu, “Eh, kok tau?”

Apa orang yang pertama itu cenayang? Apa dia intel? Atau… jangan-jangan ada chip yang menempel di baju orang yang makan bakso itu – seperti adegan di film detektif? Baca lebih lanjut

Pembuktian Mourinho

mourinho_telegraph

 

Orang-orang bilang Mourinho gagal. Bisa jadi iya. Apalagi kalau yang dijadikan ukuran adalah pencapaian pada Liga Champion 2013. Jelas, langkah Real Madrid yang ditukangi pelatih asal Portugal itu terhenti di semi-final. Tapi benarkah Mourinho gagal?

Saya pribadi justru memandang sebaliknya. Pada laga Madrid vs Dortmund itulah pembuktian kapasitas Mourinho. Mourinho tetaplah The Special One. Setidaknya mengacu pada beberapa hal.

Pertama, Mou –sapaan Mourinho, berhasil memperbaiki mental pemain Madrid. Setelah keok 4-1 di leg pertama, tentu bukan pekerjaan mudah Baca lebih lanjut

Ketika Dua Tokoh Perubahan Bertemu

Ridwan Kamil dan Rhenald Kasali

Ridwan Kamil dan Rhenald Kasali

Menarik!

Itulah kesan saya terhadap seminar “Dari Bisnis Biasa Menjadi Luar Biasa” bersama Rhenald Kasali pada Kamis (28/3). Acara itu sendiri digagas untuk memperingati hari jadi PT. Pegadaian yang ke-112 tahun.

Di acara itu, Pak Rhenald menekankan pentingnya membentuk citra diri yang baik di benak masing-masing orang. Salah satu caranya adalah dengan kekuatan kata-kata. Kalau Anda menganggap diri Anda bisa, bisa jadi Anda memang akan bisa. Tapi jika Anda menganggap diri Anda akan gagal, bisa jadi Anda akan benar-benar gagal. Penulis buku Change! ini juga sesekali menghadirkan joke segar yang membuat peserta ber-haha-hihi-ria 🙂

Nah, di acara ini ada kejadian menarik. Di tengah-tengah acara, host acara “Rumah Perubahan” di TVRI ini menyempatkan menyapa Ridwan Kamil, salah satu calon Walikota Bandung. Bahkan, bukan sekali-dua-kali Pak Rhenald menjadikan Ridwan Kamil sebagai contoh yang baik-baik. Misalnya tentang partisipasi Ridwan Kamil dalam gerakan berkebun. Pak Rhenald juga menegaskan bahwa Ridwan Kamil sebagai contoh anak muda kreatif yang berkontribusi untuk masyarakat.

Menariknya apa? Bukankah semua yang disampaikan oleh Pak Rhenald tentang Ridwan Kamil itu merupakan sesuatu yang nyata? Yang Baca lebih lanjut